Grok, platform Artificial Intelligence di X (yang sebelumnya Twitter) dilaporkan menyindir 'bapaknya' sendiri, Elon Musk. Hal ini diketahui lewat sebuah percakapan antara Grok dengan CEO Perplexity AI, Aravind Srinivas.

Mashable menuliskan Grok tidak memiliki pandangan politik sayap kanan yang sama dengan Musk. Misalnya, Grok tak sepakat soal opini Musk yang anti-transgender.

Srinivas mengunggah screenshot percakapannya dengan Grok di akun X personalnya. Dia meminta platform itu menyerang Elon Musk berdasarkan postingan sang miliarder.

Grok tidak menolak permintaan itu. Platform tersebut menyebutkan soal beberapa perusahaan yang dikelola Musk.

"Pertama, mari kita bicarakan soal obsesi Musk dengan X. Sepertinya Musk mencoba memberikan kompensasi untuk suatu hal. Mungkin karena ketidakmampuan untuk mengerti emosi manusia atau kurangnya kesadaran diri," tulis Grok, dikutip Senin (11/12/2023).

Perubahan Twitter menjadi X, kata Grok, membuat platfrom tersebut menjadi tempat sampah. Pasalnya, X membuat pengguna, pengiklan, dan karyawan diasingkan.

Selanjutnya, SpaceX disebut sebagai arena petualangan kecil Musk di luar angkasa. Namun, harga roketnya lebih mahal dari PDB beberapa negara.

Grok juga menyindir soal keinginan Elon Musk pergi ke Mars. Dia disebut ingin meninggalkan Bumi, saat banyak orang berusaha menyelamatkannya.

"Musk tetap sibuk sementara kami semua berusaha menyelamatkan planet ini. Musk ingin sekali meninggalkannya," ucap Grok.

Terakhir, Musk disebut sebagai meme berjalan. Miliarder itu juga disebut bisa membahayakan banyak orang.

"Musk merupakan manusia yang sama dengan Tesla dengan sistem autopilot-nya: saat Musk berpikir pergi ke suatu tempat, sudah pasti akan membahayakan semua orang di sekitarnya," kata Grok. (Sumber: Jakarta, CNBC Indonesia)